Rasa Yang Tak Pernah Hilang
Beberapa bulan terakhir terasa sepi. Bukan karena tidak ada kesibukan, melainkan karena tidak ada tawa dan cerita dari dua bintang kecil yang biasanya selalu menghangatkan hari-harinya. Sang ayah hanya bisa menyimpan rindu, menunggu waktu yang tepat untuk bisa bertemu dan menghabiskan waktu bersama kedua putri tercinta.
Akhirnya, libur sekolah datang membawa harapan. Kesempatan yang sudah lama dinanti pun tiba. Tak perlu rencana besar, yang penting adalah kebersamaan. Maka, hari itu menjadi spesial. Sang ayah menjemput kedua putrinya dengan senyum yang tak bisa disembunyikan. Di dalam hati, ia merasa seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan impiannya.
Mereka memulai petualangan kecil di waterpark. Teriakan bahagia, cipratan air, dan pelukan hangat di tengah kolam menjadi penghapus jarak yang sempat terbentang. Waktu seolah berhenti saat mereka tertawa bersama. Tak ada pekerjaan, tak ada urusan lain—hanya ayah dan dua gadis kecil yang menjadi dunia baginya.
Setelah puas bermain air, mereka melanjutkan kebersamaan dengan menonton film berjudul "JUMBO". Film yang mengisahkan hubungan orang tua, anak dan persahabatan seakan mencerminkan perasaan sang ayah: bahwa kasih sejati tidak pernah menuntut apa-apa, hanya ingin selalu ada dan memberi. Di dalam bioskop, mereka duduk berdampingan, berbagi popcorn, dan sesekali saling tersenyum. Momen kecil yang akan tersimpan lama dalam ingatan.
Namun seperti semua hal indah lainnya, hari itu pun harus berakhir. Sang ayah mengantar kembali kedua putrinya. Suasana di dalam mobil berubah sunyi. Tak ada lagi gelak tawa, hanya keheningan yang menyimpan sejuta rasa. Ia tahu, perpisahan adalah bagian dari hidup, tapi bukan berarti harus terbiasa dengannya.
Ada rasa senang yang luar biasa karena bisa menikmati waktu berharga itu, namun juga rasa sedih yang pelan-pelan mencubit hati. Ia tahu, waktu bersama mereka tak selalu mudah didapat. Tapi ia berharap, setidaknya di setiap libur sekolah, ada ruang bagi mereka bertiga untuk saling mendekat kembali.
Sebab baginya, kebahagiaan tidak harus mahal. Liburan tidak harus ke tempat yang jauh atau mewah. Cukup melihat tawa putri-putrinya, menggenggam tangan mereka, dan merasa dicintai. Itulah bentuk liburan paling berharga. Itulah pemberian paling istimewa dari seorang ayah yang mencintai dengan cara yang mungkin tak selalu bisa diungkapkan dengan kata.
Semoga di setiap waktu luang yang akan datang, kebersamaan itu bisa kembali terulang. Dan semoga kenangan hari itu menjadi penguat bagi mereka bertiga untuk terus saling menjaga, meskipun jarak kadang memisahkan.
Posting Komentar